Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Rangkuman Pasar: Harga Batu Bara Ambruk, IHSG Terkoreksi Tipis

Rangkuman Pasar: Harga Batu Bara Ambruk, IHSG Terkoreksi Tipis

7 Oct 2021, 9:59 AM·Waktu baca: 3 menit
Kategori
Rangkuman Pasar: Harga Batu Bara Ambruk, IHSG Terkoreksi Tipis

Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepertinya sudah lelah untuk terus menanjak. Pada sesi perdagangan Kamis (7/10), nilai IHSG ditutup di level 6.146,4 poin atau melemah tipis 0,01% dibanding pembukaan perdagangan.

Derasnya aksi ambil untung yang dilakukan pelaku pasar diduga menjadi salah satu biang keladi jatuhnya indeks saham ke teritori negatif. Investor asing, contohnya, terlihat getol melego saham seperti PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp119,4 miliar dan saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebanyak Rp71,6 miliar.

Baca juga: Sentuh Rekor Rp32.500 per Saham, BCA Cuan Hingga 21,58% dalam Setahun

Sektor Konsumer Menggeliat di IHSG, UNVR Memimpin

Kendati demikian, transaksi harian pada hari ini tercatat cukup ramai. Total nilai beli bersih net foreign buy masih tercatat tinggi, yakni sebesar Rp2,24 triliun di pasar reguler.

Investor asing rupanya masih getol mengoleksi saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan nilai total beli bersih asing mencapai Rp489 miliar. Mereka juga kemudian memborong saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebanyak Rp410,1 miliar.

Dalam beberapa waktu terakhir, investor asing nampaknya sedang selera membenamkan dana di saham-saham big caps. Ya, sejak pemerintah melonggarkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), investor asing mulai kembali masuk ke saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo karena pertumbuhan ekonomi dianggap sudah kembali mengarah ke kondisi normal.

Tak hanya perbankan, saham-saham berkapitalisasi pasar besar di sektor konsumsi juga ikut berkinerja moncer. Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), misalnya, bangkit dari tidur panjangnya dan meningkat 13,11% ke level Rp4.830. Tidak mau ketinggalan, saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) juga ikut merangsek naik 3,86% ke level Rp2.420 per saham.

Menguatnya saham sektor konsumer sejatinya sejalan dengan ekspektasi investor bahwa harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sudah ada di level puncak. Maklum, kelapa sawit adalah bahan baku dari produk consumer goods.

Saham PT Gudang Garam Tbk dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) juga ikut menambal lubangnya jalan IHSG hari ini dengan mencatat kenaikan saham masing-masing sebesar 5,14% dan 4,65%.

Sementara itu, nasib apes dialami saham-saham batu bara. Tak heran, sebab harga batu bara dunia perlahan luntur. Kemarin (6/10) harga batu bara acuan di Newcastle Coal ambruk hampir 16%.

BBCA Mulai Stock Split

Kabar lain datang dari rencana pemecahan nilai nominal saham alias stock split PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Setelah direncanakan sekian lama, BBCA akhirnya mendapatkan lampu hijau dari pemegang saham untuk stock split dengan rasio 1:5.

Artinya dengan nilai nominal per saham BBCA saat ini yang mencapai Rp62,5, maka nilai nominal saham bank berukuran fantastis ini akan menjadi Rp12,5 per saham.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, aksi korporasi ini ditujukan untuk mendukung perkembangan pasar modal Indonesia. Sehingga, investor ritel bisa lebih mudah masuk ke BBCA.

Bank Sental Eropa Tunda Tapering?

Dari sisi eksternal, sentimen positif juga datang dari Bank Sentral Eropa, European Central Bank (ECB), yang sudah memberikan sinyal bakal menunda tapering dalam waktu dekat.

Salah satu anggota Bank Sentral Eropa, Philip Lane dan Isabel Schnabel secara tersirat mengatakan, ECB tengah mengkaji rencana pembelian obligasi baru guna mencegah terjadinya gejolak pasar saat pembelian darurat obigasi dihapuskan.

Hal itu membuat pelaku pasar optimistis, hingga membuat aliran dana asing masih mengalir deras.

Namun pelaku pasar masih harus mencermati adanya potensi inflasi yang tinggi. Pasalnya berdasarkan Food and Agriculture Organization (FAO), harga pangan dunia sudah naik ke level tertingginya dalam dua bulan terakhir hingga September kemarin. Naiknya harga sereal dan minyak sayur menjadi pemantik melonjaknya harga pangan secara keseluruhan.

Rata-rata indeks harga pangan FAO berada di level 130 poin pada bulan lalu, yang merupakan level tertinggi sejak September 2011 lalu.

Baca juga: Rangkuman Pasar: Saham CPO, Coal & Bank Kerek IHSG ke 6.400!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar