Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Rangkuman Pasar: Batubara Tetap Ngegas Meski IHSG Amblas

Rangkuman Pasar: Batubara Tetap Ngegas Meski IHSG Amblas

11 Oct 2021, 9:56 AM·Waktu baca: 3 menit
Kategori
Rangkuman Pasar: Batubara Tetap Ngegas Meski IHSG Amblas

Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Senin (11/10) ditutup di level 6.459,70 poin, alias lunglai 0,34% dibanding posisi awal perdagangan. Sebuah hal yang mengecewakan, mengingat laju indeks saham sempat melaju ke titik psikologis 6.500 sebelum akhirnya “putar balik” ke teritori negatif.

IHSG yang seolah-olah kurang darah ini disebabkan oleh sikap investor yang agak sedikit menjauhi pasar saham. Sebab, mereka mengantisipasi laporan inflasi Amerika Serikat pada pekan ini, di mana hal itu bisa menjadi sinyal utama bagi bank sentral AS The Fed untuk mengetatkan kebijakan moneternya.

Di samping itu, sikap investor yang melancarkan aksi ambil untung ikut merundung nilai IHSG hari ini. Maklum, nilai iHSG terus-terusan di zona hijau dalam beberapa hari ke belakang.

Laju Penurunan IHSG Tertahan Harga Batu Bara

Meski begitu, amblasnya nilai indeks saham domestik masih tertahan oleh kenaikan harga batu bara dunia. Di bursa berjangka China, harga batu bara bahkan sudah naik 11,6% dan masuk ke level all time high (ATH) di harga US$218,74 per ton.

Kenaikan tersebut dipicu oleh krisis energi di negara tirai bambu tersebut. Di samping itu, produksi batu bara China juga terhambat masalah bencana alam, seperti banjir bandang di wilayah Shanxi yang membuat 60 tambang batu bara mati suri. Sekadar informasi, provinsi Shanxi adalah wilayah penghasil batu bara terbesar di China.

Alhasil, pasokan batu bara untuk sumber pembangkit listrik maupun kebutuhan industri lainnya harus didatangkan dari negara lain, termasuk Indonesia. Hanya saja, harga batu bara yang sudah mencapai puncak lebih rentan untuk mengalami koreksi. Meski demikian, beberapa analis masih optimistis reli harga batu bara masih bisa terjadi lagi.

Tokcernya harga batu bara dunia bikin emiten batu bara semringah.

Saham yang selama ini minim pergerakan, seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), sudah melesat 9,30% ke level Rp94 per saham pada perdagangan hari ini. Performa kinclong BUMI kemudian disusul oleh saham PT Indika Energy Tbk (INDY) yang mencatat kenaikan 6,45% ke level Rp2.310 per lembar.

Seakan tidak mau kalah, saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juta ikut manggung dengan naik 5,51% ke level Rp1.915 per saham yang diikuti oleh saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang naik 5,43% ke level Rp8.250 per saham.

Produsen batu bara lainnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga sukses menguat 7,65% ke level Rp26.750 per saham. Sementara itu, nilai saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 2,16% ke level Rp2.840 per saham.

Baca juga: Rangkuman Pasar: Harga Batu Bara Ambruk, IHSG Terkoreksi Tipis

Investor Juga Incar Saham Big Cap

Kenaikan harga batu bara membuat pelaku pasar optimistis bahwa pemulihan ekonomi di Indonesia bisa bertambah cepat. Tak heran, sebab komoditas ini merupakan salah satu primadona dalam penyumbang ekspor tanah air.

Melihat hal itu, investor asing terlihat memborong saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo. Dari total net foreign buy sebesar Rp554 miliar di hari ini, investor asing tercatat melakukan nilai beli bersih asing saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp245 miliar. Selain itu, investor asing juga masih terus melakukan akumulasi di PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai beli bersih pada hari ini mencapai Rp152 miliar.

Di sisi lain, emiten yang banyak dijauhi oleh investor asing adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang sahamnya dilego Rp69 miliar. Nasib BBNI juga melanda saham peritel PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), di mana investor asing melepas Rp67 miliar saham.

Bahkan, saham MPPA sampai dibanting hingga nongkrong di level auto reject bawah (ARB) dengan mencatat penurunan 6,67% ke Rp700 per saham. Rilis data penjualan ritel Bank Indonesia (BI) nampaknya masih belum mampu mendongkrak laju indeks saham ke zona yang aman. Adapun berdasarkan data BI, Indeks Penuual Riil (IPR) pada Agustus 2021 sudah naik 2,1% dibanding bulan sebelumnya yang masih mencatatkan kontraksi 5%.

Baca juga: Rangkuman Pasar: Minim Sentimen Positif, IHSG Loyo Lagi!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar