Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Rangkuman Pasar: IHSG Menghijau, Nilai Litecoin Terus Berkilau

Rangkuman Pasar: IHSG Menghijau, Nilai Litecoin Terus Berkilau

10 Nov 2021, 10:24 AM·Waktu baca: 4 menit
Kategori
Rangkuman Pasar: IHSG Menghijau, Nilai Litecoin Terus Berkilau

Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menutup diri di zona hijau hari ini. Sementara itu, dua punggawa aset kripto Bitcoin dan Ethereum pasrah mundur ke zona merah di waktu yang sama. Namun, ada satu aset kripto yang terus kinclong sepanjang hari ini. Apakah koin tersebut? Yuk, simak Rangkuman Pasar berikut!

Sempat Melipir Zona Merah, IHSG Putar Balik ke Zona Hijau

IHSG menutup sesi perdagangan Rabu (10/11) di 6.683 per keping, alias naik 0,2% dibanding sesi perdagangan sebelumnya.

Sesi perdagangan hari ini terbilang cukup menegangkan bagi investor. Pasalnya, laju indeks saham domestik sempat terdorong sebelum akhirnya bangkit dan finish di zona hijau dan bahkan mendekati level psikologis 6.700 poin.

Penguatan IHSG pun terbilang mengejutkan mengingat pelaku pasar kompak mengkhawatirkan ancaman stagflasi di berbagai belahan dunia.

Di China, contohnya, pagi tadi baru merilis data inflasi tahunan sebesar 1,5% pada Oktober. Angka tersebut lebih tinggi dibanding inflasi September yakni 0,7%. Selain itu, indeks harga produsen negara tirai bambu tersebut ikut meroket 13,5% secara tahunan.

Sementara itu, data Amerika Serikat juga menyiratkan hal yang sama. Negara Paman Sam tersebut memperlihatkan indeks harga grosir yang lompat 8,6% secara tahunan pada Oktober kemarin. Ternyata, data tersebut merupakan rekor tertinggi dalam 11 tahun terakhir.

Inflasi di kekuatan ekonomi jumbo global nampaknya terus meradang meski pertumbuhan ekonomi terlihat masih memble. Sehingga, ada kemungkinan ekonomi global tengah mengarah ke stagflasi. Nah, hal inilah yang menjadi kekhawatiran pelaku pasar, sehingga mereka memilih untuk menarik dananya dari pasar modal.

Hanya saja, kondisi tersebut tak berlaku bagi IHSG. Sang indeks domestik masih terlihat kokoh di tengah lesunya kinerja indeks saham regional. Tengok saja indeks Nikkei225, KOSPI Korea Selatan, dan Shanghai Composite Index yang luruh masing-masing 0,61%, 1,09%, dan 0,41%.

Namun, penguatan IHSG tertahan oleh lesunya kinerja emiten batu bara akibat anjloknya harga batu bara. Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di pasar Newcastle turun 1,44% ke level US$160,65 per ton.

Hal itu menyeret kinerja saham produsen emas hitam tanah air. Mulai dari saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang terkoreksi 1,29% ke level Rp71 per saham hingga PT Indika Energy Tbk (INDY) yang juga melorot 1,40% ke level Rp1.755 per saham.

IHSG Kinclong, investor Asing Masih Doyan Borong Saham

Investor asing juga masih tampak berburu saham-saham pilihan, bahkan hingga mencatat net foreign buy mencapai Rp378,23 miliar di pasar reguler.

Mereka terlihat doyan memborong saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp106 miliar dan saham PT Bank Mandiri Tbkk (BMRI) sebesar Rp137,1 miliar. Selain itu, mereka juga terpantau melirik saham PT Bukalapak Tbk (BUKA) dengan nilai beli bersih mencapai Rp91 miliar.

Peristiwa itu membuat pergerakan saham BUKA berbalik arah. Jika selama beberapa pekan kemarin saham BUKA terus amblas, pelopor Unicorn pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu mulai bangkit dan berhasil menanjak manis 6,38% ke level Rp750 per saham.

Namun, hal berbeda dialami oleh saham emiten tambang yang terafiliasi dalam Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR). Di tengah penurunan harga batu bara, investor asing melepas saham UNTR sebanyak Rp52,5 miliar yang akhirnya membuat saham perseroan terkoreksi 2,17% ke level Rp22.550 per saham.

Di samping itu, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga kena tekanan yang sama. Investor asing melepas saham INDF Rp35,9 miliar yang akhirnya bikin saham perseroan anjlok 1,18% ke level Rp6.275 per saham.

Baca juga: Rangkuman Kabar: AS & Eropa Kena Stagflasi, Pemerintah Pangkas Cuti!

Cimory Siap “Perah Cuan” dari IPO

Rencana produsen susu dan yoghurt tanah air, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk alias Cimory untuk melantai di BEI sudah semakin dekat. Perseroan berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 1.190.203.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp10 per saham, setara 15% dari total modal ditempatkan dan disetor perusahaan pasca Initial Public Offering (IPO).

Adapun harga penawaran IPO berkisar di angka Rp2.780 – Rp3.160 per saham. Jika berjalan lancar, maka Cimory berpotensi meraup dana segar sekitar Rp3,308 triliun hingga Rp3,761 triliun dari IPO. 

Perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk ekspansi membangun pabrik dan melakukan investasi lain di beberapa lini distribusi.

Litecoin Terus Berjaya!

Meski langit cerah sedang berada di atas IHSG, pasar kripto nampaknya bernasib sebaliknya. Dua dedengkot aset kripto, Bitcoin dan Ethereum, terlihat ngos-ngosan karena tidak mampu melampaui rekor terkininya. Pada Rabu pukul 18.15 WIB, harga Bitcoin dan Ethereum masing-masing turun 2,31% dan 2,18% dalam sehari terakhir.

Namun, Litecoin (LTC) nampaknya ogah mengikuti jejak BTC dan ETH. Nilainya bertengger di level US$266,64 per keping pada pukul 18.15 WIB alias naik 6,97% dalam 24 jam terakhir.

Harga Litecoin terus menanjak akibat tertular berkah BTC dan ETH. Namun, permintaan LTC nampaknya sedang moncer seiring niatan investor institusi yang sedang mencari aset pelindung nilai melawan inflasi.

Baca juga: Perusahaan Incaranmu Melantai di Bursa Saham? Ini Tips dan Trik Membeli Saham IPO

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar