Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Rangkuman Pasar : IHSG Kebakaran, Emas Bergerak Santai

Rangkuman Pasar : IHSG Kebakaran, Emas Bergerak Santai

10 Aug 2021, 9:42 AM·Waktu baca: 3 menit
Kategori
Rangkuman Pasar : IHSG Kebakaran, Emas Bergerak Santai

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjebak di zona merah pada Selasa (10/8). Sementara itu, harga emas malah terbilang adem ayem di periode yang sama. Sobat Cuan bisa membaca ringkasannya di rangkuman kinerja pasar berikut

IHSG Kembali Longsor Dua Hari Berturut-Turut

Nilai IHSG berada pada level 6.088,40 saat penutupan sesi perdagangan Selasa (10/8), alias amblas 0,64% dibanding posisi pembukaannya.

Pergerakan IHSG pada hari ini terus merosot dalam dan tidak mampu kembali menembus batas psikologis di level 6.100. Bahkan, pada penutupan perdagangan sesi I, indeks sempat rontok 1,29% ke level 6.048,15 poin. Hal itu seolah-olah menjadi kado pahit bagi Bursa Efek Indonesia yang tengah berulang tahun ke 44 hari ini.

Pelemahan IHSG disebabkan oleh maraknya aksi jual akibat beberapa saham mengalami penurunan nilai tajam lebih dari 7%, atau dikenal dengan istilah Auto Reject Bawah (ARB). Beberapa di antaranta adalah saham PT Bukalapak Tbk (BUKA), PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT BRI Syariah Tbk (BRIS).

Meski begitu, investor juga meyakini bahwa lunglainya kinerja IHSG juga disebabkan oleh minimnya sentimen positif. Malahan, yang muncul adalah sentimen yang kurang baik. Misalnya adalah kebijakan pemerintah untuk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 hingga 16 Agustus mendatang.

Pelaksanaan PPKM tentu akan kembali menutup kegiatan ekonomi dan menahan konsumsi masyarakat. Kedua hal tersebut tentu berdanpak negatif bagi kinerja keuangan perusahaan, yang juga merupakan aspek fundamental dari harga saham.

Selain masalah PPKM, kinerja keuangan perusahaan pun bisa terhantam oleh rendahnya minat konsumsi masyarakat. Kondisi tersebut tercermin dalam survei Indeks Penjualan Riil (IPR) Bank Indonesia yang memperkirakan bahwa penjualan ritel akan anjlok 6,2% di bulan Juli.

Baca juga: Apa Itu Korelasi?

Harga Emas Mulai Santai

Di sisi lain, harga emas mulai terlihat bergerak santai. Pada Selasa (10/8) pukul 17:00 WIB, harga emas berada di level US$1.729,38 per ons. Alias, melemah 1% dibanding waktu yang sama sehari sebelumnya.

Meski melemah, namun laju penurunan harga emas tidak sekencang kemarin yang mencatatkan penurunan 3,37% dalam sehari.

Pelemahan harga emas terjadi seiring reaksi investor atas kemungkinan bank sentral AS The Fed melancarkan aksi tapering sesegera mungkin. Apalagi, pejabat The Fed sudah silih berganti menyampaikan maksud tersebut. Terakhir, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa dirinya ingin The Fed melancarkan aksi tapering pada kuartal IV mendatang lantaran tingkat inflasi AS sudah cukup tinggi.

Aksi tapering akan menurunkan suplai dolar AS. Akibatnya, nilai dolar AS akan semakin tinggi.

Nah, permintaan emas cenderung akan menurun saat nilai mata uang tersebut sedang menanjak. Sebab, harga emas akan relatif lebih mahal bagi pelaku pasar yang jarang bertransaksi menggunakan dolar AS. Alhasil, permintaan yang menurun pun akan menyeret harga emas.

Meski demikian, pelemahan itu tertahan oleh sikap investor yang kian waspada terhadap penyebaran COVID-19 varian Delta di Amerika Serikat. Akibatnya, mereka pun mulai kembali memborong emas. Apa alasannya?

Pelaku pasar mengantisipasi bahwa pemerintah akan kembali membatasi pergerakan masyarakat saat COVID-19 merajalela. Implikasinya, kegiatan ekonomi akan terhenti dan berdampak buruk ke kinerja keuangan perusahaan, yang menjadi aspek fundamental harga saham.

Sehingga, mereka akan memilih mengoleksi emas sebagai aset aman (safe haven) kala iklim investasi dan ekonomi tengah tidak baik.

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Investasi Cryptocurrency

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar