Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Rangkuman Pasar: Jelang Hari Merdeka, IHSG Rontok, Emas Terkulai

Rangkuman Pasar: Jelang Hari Merdeka, IHSG Rontok, Emas Terkulai

16 Aug 2021, 10:46 AM·Waktu baca: 3 menit
Kategori
Rangkuman Pasar: Jelang Hari Merdeka, IHSG Rontok, Emas Terkulai

Jelang Perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia, baik emas dan nilai IHSG sama-sama terkapar lemah. Apa yang terjadi dengan pasar saham dan pasar emas hari ini?

IHSG ‘Nyemplung’ di Awal Pekan

Nilai IHSG pada Senin (16/8) ditutup di level 6.087,91 poin, rontok 0,84% dibanding posisi pembukaannya. Beberapa analisis mengatakan bahwa pasar saham masih membentuk posisi sideways, alias masih berpotensi terjun lebih dalam lagi.

Terkoreksinya indeks saham hari ini dipicu oleh sikap investor yang masih ragu-ragu membenamkan uangnya di pasar modal. Sebab, hingga sejauh ini, belum ada momentum positif yang bisa bikin investor bergerak memasuki pasar.

Memang, pada hari ini Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa asumsi pertumbuhan ekonomi di dalam Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 mendatang di kisaran 5% hingga 5,5%. Sayangnya, investor menyikapi gestur tersebut dengan sikap suam-suam kuku.

Seharusnya, ketika pemerintah memastikan ekonomi bertumbuh, harusnya itu bisa menjadi motivasi bagi investor untuk kian agresif menaruh uang di pasar modal. Sebab, mereka bisa berharap cuan yang lebih tinggi di kala ekonomi sedang melaju.

Nah, salah satu sumber pesimisme investor berhulu dari ucapan Jokowi yang mengatakan bahwa Indonesia juga masih harus waspada melihat perkembangan kasus baru COVID-19.

Merebaknya kasus COVID-19 di Indonesia akan membuat pemerintah menghentikan kegiatan ekonomi sementara. Hal tersebut akan mempengaruhi daya beli dan serapan tenaga kerja, yang tentunya berpengaruh ke kinerja keuangan perusahaan. Adapun kinerja keuangan adalah salah satu dari aspek utama fundamental harga saham.

Investor juga tampaknya masih menunggu data neraca ekspor-impor untuk periode Juli yang rencananya akan rilis dalam waktu dekat ini.

Baca juga: Pasar Sepekan: IHSG Lunglai, Emas dan Kripto Kian Bersinar

Harga Emas Terkulai Lemah

Sementara itu, harga emas terbilang kurang berdaya mengawali pekan ini. Pada Senin (16/8), harga emas spot pukul 17.00 WIB berada di kisaran US$1.775 per ons, melemah 0,13% dibanding posisinya pukul 09.00 WIB.

Pelemahan harga emas kali ini disebabkan oleh kenaikan nilai dolar Amerika Serikat terhadap beberapa mata uang.

Sekadar informasi, menguatnya dolar AS membuat harga emas menjadi relatif lebih mahal bagi investor yang jarang bertransaksi menggunakan denominasi mata uang tersebut. Sehingga, permintaan emas melorot, dan merusak kilau harga emas.

Kenaikan nilai dolar AS disebabkan oleh reaksi investor yang membanjiri pasar modal AS setelah data ekonomi China yang mengecewakan. Pada Senin (16/8), otoritas China melaporkan bahwa pertumbuhan penjualan ritel China Juli tumbuh 8,5% dibanding bulan lalu, atau di bawah ekspektasi analis yakni 10,9%.

Pelaku pasar kini akan fokus menanti perilisan risalah rapat The Fed (Minutes of Meeting) FOMC Juli. Di mana, pelaku pasar kembali menanti sinyal dari The Fed terkait kebijakan tapering.

Jika otoritas moneter itu menjalankan tapering, maka suplai dolar AS akan kian mengetat. Hal itu tentu saja akan mengerek nilai dolar AS dan membuat harga emas kian mahal. Alhasil, permintaan emas menurun dan membuat kilau harga emas semakin pudar.

Selain itu, pergerakan pasar juga bakal dipicu oleh kondisi geopolitik di Afghanistan. Seperti diketahui, pemerintahan Afghanistan runtuh setelah gerilyawan Taliban merebut ibu kota Kabul. Hal-hal seperti itu juga akan memengaruhi harga emas.

Maklum, emas tidak dapat dinafikan fungsinya sebagai alat penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian politik dan keuangan.

Baca juga: Kinerja IHSG Merah = Saat Tepat Beralih ke Reksadana Pasar Uang? Simak di Sini!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar