Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Rangkuman Kabar: Penjualan Properti Loyo, China Tutup Pelabuhan Sibuk

Rangkuman Kabar: Penjualan Properti Loyo, China Tutup Pelabuhan Sibuk

13 Aug 2021, 11:21 AM·Waktu baca: 3 menit
Kategori
Rangkuman Kabar: Penjualan Properti Loyo, China Tutup Pelabuhan Sibuk

Selamat berakhir pekan, Sobat Cuan. Di penghujung minggu ini, Bank Indonesia merilis laporan soal penjualan properti sementara China bikin ketar-ketir perdagangan dunia karena menutup salah satu pelabuhan tersibuknya.

Seluruhnya bisa Sobat Cuan simak di rangkuman kabar, Jumat (13/8) berikut:

Rangkuman Kabar Dalam Negeri

1. Harga Properti Indonesia Melejit di Tengah Lesunya Permintaan

Bank Indonesia merilis data bahwa Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal II-2021 tumbuh 1,49% secara tahunan. Pertumbuhan ini lebih kencang dibanding IHPR kuartal sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 1,35%.

Kenaikan indeks tersebut mengindikasikan bahwa harga properti di Indonesia semakin mahal. Meski demikian, laporan itu juga melansir bahwa penjualan properti anjlok di kuartal yang sama.

Pada kuartal II 2021, pertumbuhan penjualan properti residensial terkoreksi 10,01% secara tahunan. Jika dibagi per segmen, pertumbuhan penjualan rumah tipe kecil dan tipe besar masing-masing terjun 15,4% dan 12,99% secara tahunan. Menariknya, pertumbuhan penjualan rumah tipe menengah malah naik 3,63% di periode yang sama.

Data ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya. Meski memang, Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II tercatat 7,07% secara tahunan.

2. Nilai Aset Kelolaan Reksa Dana Bertambah Rp1,26 Triliun di Juli

Nilai aset kelolaan (Asset Under Management/AUM) reksa dana mencatat pertumbuhan 0,25%, atau senilai Rp1,26 triliun, dalam sebulan pada bulan Juli. Sehingga, industri reksa dana saat ini mengelola dana sebesar Rp511,76 triliun per periode tersebut.

Produk Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) mengalami pertumbuhan dana kelolaan 3,45% pada Juli, dan kini nilainya di angka Rp135,78 triliun. Sayangnya, beberapa jenis reksa dana malah mengalami koreksi parah. Misalnya, nilai AUM reksa dana saham dan terproteksi masing-masing susut 0,7% dan 1,2% di waktu yang sama.

Data ini menunjukkan bahwa selera investasi masyarakat masih cenderung condong ke aset-aset berisiko rendah. Hal ini terbukti pada instrumen RDPT yang tetap laris manis di tengah penyusutan AUM produk reksadana berisiko tinggi lainnya.

Rangkuman Kabar Manca Negara

1. Amerika Serikat Cetak Rekor Indeks Harga Produsen

Biro Statistik Amerika Serikat (BLS) mencatat bahwa indeks harga produsen (PPI) pada Juli bertumbuh 7,8% secara tahunan. Capaian itu merupakan rekor pertumbuhan tahunan tertinggi sejak 2010 silam.

Indeks PPI memang sudah terlihat menanjak sejak Februari lalu, menyusul mengetatnya suplai tenaga kerja dan kelangkaan bahan baku produksi. Alhasil, masyarakat AS harus menanggung harga barang dan jasa yang lebih mahal dari biasanya.

Indeks tersebut, bersama dengan data inflasi AS, akan menjadi pijakan bagi bank sentral AS The Fed untuk menentukan arah kebijakan moneter berikutnya. Jika memang inflasi terus meradang, maka The Fed akan menaikkan suku bunga acuan demi mengerem laju inflasi.

Kenaikan suku bunga acuan akan ikut mengerek suku bunga deposito dan tabungan. Sehingga, masyarakat akan menahan konsumsi dan cenderung memilih menabung. Hanya saja, kondisi tersebut juga akan ikut menahan laju pertumbuhan ekonomi, mengingat konsumsi adalah satu dari unsur pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB).

2. China Tutup Pelabuhan Tersibuk Gara-Gara COVID-19

Otoritas China harus menutup Terminal Meishan di Pelabuhan Ningbo-Zhoushan setelah salah satu pekerja pelabuhan tersebut terinfeksi COVID-19.

Sialnya, dermaga tersebut merupakan dermaga kontainer tersibuk ketiga di dunia. Terminal Meishan diketahui mengelola 5,44 juta TEUs kontainer pada 2020 silam, dengan tujuan perdagangan utama ke Amerika Utara dan Eropa.

Kondisi ini tentu akan mengacaukan sistem rantai pasok global. Terlebih, China menggenggam sekitar 12% dari total perdagangan global. Mandegnya aktivitas ekspor dari China tentu juga akan menggoyahkan pertumbuhan ekonomi negara tirai bambu tersebut.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Reuters, BLS, Kontan, BI

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar