Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Pluang Pagi – Rabu 15 September 2021

Pluang Pagi – Rabu 15 September 2021

15 Sep 2021, 1:45 AM·Waktu baca: 3 menit
Kategori
Pluang Pagi – Rabu 15 September 2021

Dalam mengawali Rabu (15/9), Sobat Cuan bisa menyimak rangkuman kinerja pasar dalam Pluang Pagi berikut!

Indeks Saham AS

Nilai tiga indeks saham utama Amerika Serikat longsor pada penutupan perdagangan Selasa (15/9) waktu setempat. Nilai indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertengger di 34.577,57 atau turun 0,84% dibanding pembukaan perdagangan. Sementara itu, nilai indeks S&P 500 dan Nasdaq juga masing-masing melorot 0,57% dan 0,45% di waktu yang sama.

Seluruh 11 sektor di dalam indeks S&P 500 memasuki zona merah, di mana kinerja sektor energi dan jasa keuangan didapuk sebagai sektor yang paling terpuruk. Lesunya kinerja saham-saham Wall Street itu berhulu dari aksi jual investor yang gelisah atas ketidakpastian ekonomi dan kemungkinan pemerintah AS untuk mengerek tingkat Pajak Penghasilan (PPh) korporat.

Di sisi lain, nilai saham Apple Inc merosot 1% dan menjadi penekan utama kinerja indeks S&P 500 dan Nasdaq selama sesi perdagangan.

Harga saham perusahaan teknologi itu boncos lantaran praktik bisnisnya tengah disoroti pengadilan federal AS. Penurunan harga saham tersebut terjadi bertepatan dengan perkenalan iPhone 13 dan fitur-fitur baru di produk iPad dan Apple Watch dalam perhelatan peluncuran produk Apple paling akbar sepanjang tahun ini.

Aset Kripto

Harga Bitcoin pada Rabu (15/9) pukul 07.25 WIB berada di US$47.149 per keping, naik 4,91% dalam sehari terakhir. Harga raja aset kripto menguat setelah CEO Microstrategy Michael Saylor mengumumkan bahwa perusahaannya telah membeli 5.050 Bitcoin dan membuat total Bitcoin yang digenggam perusahaan menjadi 114.042 keping.

Microstrategy membeli 5.050 keping Bitcoin tersebut dengan total nilai US$242 juta, alias US$48.049 untuk setiap keping Bitcoin.

Sementara itu, harga Ethereum pada Rabu pukul 07.31 WIB tercatat di US$3.433,54 atau tumbuh 3,83% dibanding sehari sebelumnya. Harga Ethereum kian kokoh setelah aset kripto bergolongan “Pembunuh Ethereum” (Ethereum Killers) berjibaku untuk menyetel ulang jaringannya setelah terjadi pemadaman. Bahkan, jaringan Solana kini masih pingsan setelah prosesor berkecepatan tingginya menghadapi satu masalah krusial.

Penguatan harga Ethereum ternyata juga dibuntuti oleh altcoin lainnya. Polkadot terlihat memimpin keperkasaan harga altcoin dengan bertengger di posisi US$37,59 per keping pada Rabu pukul 07.38 WIB, atau menguat 8,6% dalam sehari terakhir.

Harga Binance Coin pada Rabu pukul 07.38 WIB berada di titik US$414,01 per keping, tumbuh 4,44% dibanding sehari sebelumnya. Sementara itu, harga XRP bertengger di US$1,1 per keping alias naik 3,2% di periode yang sama.

Di sisi lain, harga Cardano terlihat masih meraba-raba jalur penguatan setelah harganya melemah dalam 24 jam terakhir. Pada Rabu pukul 07.38 WIB, harga Cardano tercatat di posisi US$2,39 per keping, luruh 0,12% selama sehari belakangan.

Dolar AS

Nilai indeks Dolar AS terlihat di angka 92,66 pada Rabu pukul 07.45 WIB. Indeks Dolar AS kian solid dan bahkan sempat menyentuh 92,88, yang merupakan posisi tertinggi sejak 27 Agustus silam.

Kendati demikian, nilai indeks Dolar AS sejatinya terbilang fluktuatif dalam sesi perdagangan kemarin. Hal ini disebabkan oleh reaksi pelaku pasar atas data inflasi AS.

Emas

Harga emas di pasar spot terlihat bertengger di US$1.802,98 per ons pada Rabu pukul 08.00 WIB. Nilai sang logam mulia kembali melompat di atas level psikologis US$1.800 per ons setelah data inflasi AS Agutus ternyata sesuai harapan. Akibatnya, investor bisa bernapas lega karena bank sentral AS The Fed kemungkinan akan urung mempercepat pengetatan kebijakan stimulus moneternya.

Ditulis oleh
channel logo

Satya Nagara

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar