Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Blog

Udah Jago Analisis Teknikal Bitcoin & Kripto? Yuk, Saatnya Belajar Analisis On-Chain!

Udah Jago Analisis Teknikal Bitcoin & Kripto? Yuk, Saatnya Belajar Analisis On-Chain!

30 Apr 2021, 5:00 AM·Waktu baca: 4 menit
Kategori
Udah Jago Analisis Teknikal Bitcoin & Kripto? Yuk, Saatnya Belajar Analisis On-Chain!

Harga Bitcoin masih dalam “wahana roller coaster” dimana pergerakan harga fluktuatif usai mencetak rekor tertinggi. Di saat seperti ini mungkin Sobat Cuan penasaran, apa sih cara analisis harga Bitcoin yang cocok?

Trader atau investor aset kripto pasti lebih sering menggunakan analisis fundamental dan teknikal untuk melihat tren dan pola pergerakan harga Bitcoin. Tak heran, jika kita sering melihat indikator seperti support, resistance, dan Relative Strength Index wara-wiri di analisis atau pemberitaan mengenai aset kripto.

Tapi, ternyata analisis aset kripto tak terbatas pada dua analisis itu saja. Dunia aset kripto mengenal istilah analisis yang disebut on-chain yang memberikan pandangan lebih dalam tentang kesehatan jaringan dan aliran dana di pasar kripto. Analisis ini kadang memberi pandangan lain mengenai kondisi pasar aset kripto, yang bahkan bisa bertolak belakang dibanding hasil analisis fundamental dan teknikal.

Contoh konkretnya terjadi pada pertengahan April lalu. Harga Bitcoin tiba-tiba lunglai mendekati US$50.000 dari posisi mendekati US$60.000 setelah terdapat mati lampu massal di provinsi Xinjiang, China. Yakni, kawasan di mana sebagian besar penambang Bitcoin bersarang.

Seorang investor yang tidak memiliki wawasan tentang analisis on-chain kemungkinan akan panik menjual asetnya dalam masa tersebut. Namun, menurut analisis on-chain, likuidasi besar-besaran yang dilakukan over-leveraged traders pada masa itu adalah hal positif bagi jaringan Bitcoin. Adapun over-leveraged traders adalah trader yang biasa membeli aset dalam jumlah besar, namun dengan modal mini.

Selain itu, analisis on-chain yang digabungkan dengan analisis teknikal menunjukkan bahwa saat ini adalah peluang Sobat Cuan untuk buy the dip. Atau, menyerok aset kripto saat nilainya lagi rendah.

Pasti Sobat Cuan penasaran kan, mengenai analisis on-chain apa saja yang bisa kamu gunakan dalam menentukan nasib di aset kripto?

1. Analisis Harga Bitcoin MVRV-z

Rasio ini membandingkan kapitalisasi pasar satu aset kripto dengan nilai kapitalisasi yang terealisasi dengan rumus seperti berikut:

Chart Formula
Sumber: lookintobitcoin.com

Kapitalisasi pasar adalah jumlah koin yang beredar dikalikan harga per koin saat ini. Atau, merupakan nilai dari seluruh jaringan aset kripto. Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar terealisasi adalah posisi harga aset kripto terakhir saat mereka berpindah tangan di jaringan blockchain.

Sumber: lookintobitcoin.com

Metrik ini penting karena investor dapat menggunakannya untuk mengukur kapan investor-investor besar mulai memasuki pasar. Jika nilai MVRV-z di bawah 1, maka harga aset kripto saat ini berada di bawah harga reratanya saat sesi trading sebelum-sebelumnya. Artinya, inilah kesempatan investor atau trader untuk memborong aset kripto tersebut sebelum harganya naik lagi.

Sementara itu, jika skor MVRV-z di atas 5, maka aset kripto tersebut memasuki zona overvalued.

Baca juga: Ada Prediksi Harga Bitcoin Turun, Apakah Itu Hal Wajar?

2. Analisis Harga Bitcoin: The Mayer Multiple

Image
Sumber: Twitter/The Mayer Multiple

Mayer Multiple adalah indikator teknis yang juga menentukan apakah Bitcoin overbought (jenuh beli), oversold (jenuh jual), atau harga wajar. Metode ini membagi harga Bitcoin dengan rata-rata pergerakan harganya selama 200 hari.

Trace Mayer, investor yang pertama kali mengusulkan model tersebut, menentukan bahwa nilai di atas 2,4 pada beberapa wilayah menandakan nilai yang terlalu tinggi. Sementara itu, nilai di bawah 1 mengisyaratkan wilayah yang sangat undervalued (di bawah nilai asli) karena harga turun di bawah rata-rata pergerakan 200 hari.

Baca juga: Alasan Kenapa HODL adalah Strategi Investasi Bitcoin yang Bikin Cuan

3. Analisis Harga Bitcoin: Sinyal NVT

Sumber: woobull.com

Willy Woo membuat rasio nilai jaringan terhadap transaksi, atau Network Value to Transactions (NVT), pada 2017. Rasio ini membagi kapitalisasi pasar Bitcoin dengan volume hariannya di dalam jaringan

Diambil dari gambar Rasio NVT di atas, volume transaksi mengikuti kapitalisasi pasar, yang memberi peringatan tentang adanya dislokasi pasar. Adapun dislokasi pasar adalah kondisi di mana pasar suatu aset beroperasi di bawah kondisi yang tertekan. Sehingga, harga aset kripto yang beredar tidak sesuai dengan harga asli aset tersebut.

4. Gelombang HODL (Menahan Kepemilikan)

analisis harga bitcoin hodl

Untuk menjelaskan analisis ini, ada baiknya kita sama-sama memeriksa bagan di atas, yang menunjukkan jendela waktu dari sebagian kecil transaksi Bitcoin yang paling terbaru. Agak terdengar membingungkan, ya, Sobat Cuan. Tapi sebenarnya, bagan di atas cukup jelas, lho.

Warna merah dan oranye menunjukkan pergerakan keping-keping Bitcoin yang lebih baru. Sedangkan hijau, biru, dan ungu menunjukkan koin Bitcoin yang tidak bergerak dalam waktu yang relatif lama. Nah, indikator dengan tiga warna ini dipercaya adalah koin-koin yang digenggam whales Bitcoin dalam mengantisipasi harga aset kripto ke level puncak berikutnya.

Baca juga: Bitcoin Amblas Bukan Kiamat! Ini Prediksi Harga Bitcoin Naik Selanjutnya!

Jadi, bagaimana nih, Sobat Cuan? Sekarang saat yang tepat, lho untuk praktik serangkaian analisis di atas. Karena sekarang disebut masa buy the dip, tidak ada salahnya kamu juga memborong Bitcoin di aplikasi Pluang!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Seeking Alpha

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Artikel Terkait

Artikel Terkait

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar