Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Kamus

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

4927  dilihat·Waktu baca: 4 menit
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community, adalah sebuah pakta antar 10 anggota perhimpunan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) untuk mewujudkan integrasi ekonomi di antara mereka.

Tujuan besar MEA adalah membuat ekonomi Asia Tenggara menjadi satu pasar tunggal yang diperhitungkan di kancah internasional, di mana perdagangan barang, jasa-jasa, tenaga kerja, investasi, dan kapital bisa mengalir bebas tanpa hambatan antar 10 negara anggota ASEAN.

MEA Adalah Kelanjutan Kerja Sama Negara Asia Tenggara Sejak ASEAN Berdiri

ASEAN didirikan oleh lima negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand, di Bangkok pada 1967. Tujuan awal didirikannya asosiasi ini adalah untuk meningkatkan kerja sama antar negara Asia Tenggara di bidang ekonomi, sosial, politik, teknologi, edukasi, dan menjadi wadah stabilitas dan perdamaian bagi antar negara anggotanya.

Pendirian itu dilatarbelakangi oleh semangat kerja sama antar negara-negara Asia Tenggara untuk berkembang dan maju setelah mereka sebelumnya berjuang meraih kemerdekaan dari rezim kolonialisme Eropa. Selain itu, salah satu hal yang mendasari pembentukan perhimpunan ini adalah mencegah kawasan Asia Tenggara dari dikotomi dua ideologi besar yang terjadi saat masa perang dingin.

Kini, ASEAN sudah beranggotakan 10 negara, dengan Kamboja sebagai negara terakhir yang bergabung di 1999.

MEA sendiri adalah implementasi dari salah satu tujuan ASEAN, yakni mempererat kerja sama ekonomi di antara anggotanya. Konsep awal MEA tercetus pada 2003 saat pemimpin negara-negara ASEAN, yang saat itu mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Bali, sepakat untuk mengintegrasikan kegiatan ekonomi demi menciptakan ekonomi yang stabil dan makmur di Asia Tenggara.

Konsep tersebut kemudian dimatangkan di dalam cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, yang ditandatangani oleh para menteri ekonomi ASEAN di dalam Pertemuan Menteri Ekonomi se-Asia Tenggara di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Agustus 2006. Cetak biru tersebut menyepakati bahwa tahap awal integrasi ekonomi ASEAN akan dimulai sejak 2008 hingga 2015 dan berdasarkan atas empat pilar, yakni:

  1. Pasar dan basis produksi tunggal
  2. Kawasan ekonomi berdaya saing tinggi
  3. Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata dan berkeadilan
  4. Kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi global.

Keempat pilar tersebut kemudian diturunkan ke dalam tujuan MEA yang perlu dicapai pada 2015. Adapun, gol atau tujuan yang perlu dipenuhi pada 2015 adalah:

  1. Tidak adanya hambatan dalam bentuk tarif di dalam perdagangan antar negara Asia Tenggara
  2. Mengurangi ongkos perdagangan antar negara Asia Tenggara dengan penyederhanaan proses kepabeanan dan harmonisasi kebijakan arus keluar-masuk barang
  3. Menciptakan Asia Tenggara sebagai wilayah yang ramah investasi serta lebih bersahabat terhadap bisnis.

Hanya saja, menciptakan sebuah masyarakat ekonomi regional adalah proses yang terus berkembang. Masing-masing negara ASEAN merasa bahwa integrasi ekonomi di antara mereka perlu ditingkatkan. Meski memang, implementasi MEA tahap pertama sudah membuahkan hasil yang mumpuni.

Pada 2015, ASEAN sudah berkembang menjadi kekuatan ekonomi terbesar keenam dunia dengan Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan sebesar US$2,4 triliun. Selain itu, nilai total perdagangan di ASEAN bertumbuh US$700 miliar antara 2007 hingga 2014, di mana perdagangan antar negara Asia Tenggara mengambil porsi besar dari angka tersebut.

Oleh karenanya, di tahun 2015, negara-negara anggota ASEAN kemudian menyepakati cetak biru MEA kedua, yang bertajuk AEC Blueprint 2025. Sama seperti cetak biru 2015, cetak biru versi 2025 ini juga berlandaskan atas lima pilar utama, yakni:

  1. Ekonomi yang terpadu dan terintegrasi penuh
  2. ASEAN yang berdaya saing, inovatif, dan dinamis
  3. Peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral
  4. ASEAN yang tangguh, inklusif, serta berorientasi dan berpusat pada masyarakat
  5. ASEAN yang global.

Baca juga: Apa Itu Parity Price?

Manfaat dan Mudharat MEA bagi Indonesia

Sebagai sebuah kerja sama antar negara, implementasi MEA tentu membawa manfaat dan kerugiannya tersendiri. Berikut adalah manfaat pemberlakuan MEA bagi Indonesia.

  1. Meningkatkan kemampuan ekspor Indonesia. Kini, berdagang antar negara ASEAN semakin mudah lantaran tidak ada lagi hambatan dari sisi tarif dan kepabeanan. Sehingga, Indonesia bisa mendulang pertumbuhan ekspor yang mumpuni akibat kerja sama ini.
  2. Industri kreatif Indonesia kian terpacu untuk berkembang. Semakin terbukanya akses perdagangan tentu menuntut Indonesia untuk menyodorkan produk-produk ekspor yang lebih kompetitif. Hal ini tentu menjadi dorongan yang baik bagi Indonesia untuk terus mengembangkan industri kreatifnya.
  3. Investasi asing kian terbuka. MEA tentu bisa menjadi gerbang bagi Indonesia dalam menarik minat investasi asing. Utamanya, dari sesama negara Asia Tenggara.

Sementara itu, apa saja hal-hal yang bisa menjadi dampak negatif dari MEA?

  1. Persaingan lapangan pekerjaan. Dengan hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang disertai juga dengan masyarakat ASEAN, maka lalu lintas tenaga kerja antar negara Asia Tenggara makin mudah. Sehingga, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan pun kian sengit.
  2. Pasar produk dalam negeri terancam. Perdagangan antar negara Asia Tenggara kini tidak lagi memiliki batas. Hal itu seharusnya menjadi dorongan bagi produsen lokal untuk meningkatkan daya saingnya agar pangsa pasarnya tak tergerus oleh barang impor.

Baca juga: Pengin Akali Biaya Transfer Antar Bank, Sudah Coba 5 Aplikasi Ini Belum?

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: AEC, Kementerian Luar Negeri, Dewan MEA Indonesia, Kumparan, Asean

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Artikel Terkait
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar