Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Kamus

Moving Average

Moving Average

10614  dilihat·Waktu baca: 4 menit
Moving Average

Moving Average (MA) adalah salah satu indikator analisis teknikal yang populer digunakan oleh trader dan investor. Indikator ini bertujuan untuk memberi petunjuk kepada investor dan trader mengenai arah tren harga sebuah aset di masa depan.

Bagaimana cara melihat Moving Average? Dalam hal ini, investor dan trader menggunakan rerata pergerakan harga sebuah aset dalam sebuah rentang waktu tertentu. Biasanya, rentang waktu yang digunakan adalah harian. Kemudian, rerata pergerakan harian tersebut disandingkan dengan rerata pergerakan harga di hari lain sehingga investor dan trader bisa membaca tren pergerakan harganya.

Selain membaca tren pergerakan harga sebuah aset, Moving Average juga berguna untuk menghilangkan dampak fluktuasi harga dalam jangka pendek yang terkesan acak (random). Sebab, terkadang investor atau trader sering terkecoh dan terjebak melakukan keputusan investasi yang keliru saat melihat tren pergerakan harga seperti demikian.

Baca juga: Lagi Coba Main Saham? Ini 7 Indikator untuk Pahami Analisis Teknikal!

Moving Average Adalah Indikator Analisis Teknikal Favorit

Dalam menganalisis tren harga aset melalui Moving Average, investor dan trader biasanya menentukan posisi support dan resistance. Secara sederhananya, posisi support adalah titik terbawah dari pergerakan harga sebuah aset dalam jangka waktu tertentu. Sementara itu, posisi resistance adalah kebalikannya.

Namun, karena titik support dan resistance menggunakan data yang sudah terjadi, maka keduanya disebut lag indicator. Semakin lama rentang waktu yang digunakan, maka keterlambatan data (lag) yang digunakan juga semakin besar.

Sebagai contoh, Moving Average selama 200 hari (200-Day Moving Average) akan memiliki derajat keterlambatan data yang lebih besar dibandingkan Moving Average selama 20 hari terakhir. Namun biasanya, investor dan trader saham menggunakan patokan 50 hari dan 200 hari karena kerap memberikan sinyal-sinyal pergerakan harga yang akurat.

Selain itu, Moving Average adalah indikator analisis teknikal yang bisa disesuaikan sesuai keinginan para trader dan investor.

Mereka bisa memilih rentang waktu Moving Average, namun jangka waktu yang digunakan biasanya terdiri dari 15, 20, 30, 50, 100, dan 200 hari. Dengan kata lain, tidak ada pakem khusus yang mengatur rentang waktu yang harus digunakan dalam mengkalkulasi Moving Average. Semakin kecil rentang waktu yang digunakan, maka semakin sensitif pula indikator tersebut terhadap perubahan harga dalam jangka pendek. Begitu pun sebaliknya.

Di samping itu, perbedaan tujuan trading dan investasi antar pelaku investasi juga menentukan besaran jangka waktu Moving Average yang digunakan. Biasanya, Moving Average dengan jangka waktu pendek adalah senjata bagi mereka yang senang melakukan perdagangan jangka pendek. Sementara itu, Moving Average berjangka waktu panjang lebih cocok bagi investor jangka panjang.

Meski demikian, Sobat Cuan perlu ingat bahwa prediksi yang dihasilkan dari Moving Average tidak 100% akurat. Ini hanyalah indikator yang bisa membantu trader dan investor dalam meramal pergerakan harga aset di masa depan.

Baca juga: Cara Jitu Memilih Saham dengan Modal Analisis Fundamental dan Teknikal

Bagaimana Cara Membaca Moving Average

Karena Moving Average adalah analisis teknikal yang standar, maka cara membacanya pun cukup mudah.

Moving Average yang menanjak mengindikasikan bahwa tren harga aset itu sedang meningkat. Biasanya, tren harga yang meningkat dikonfirmasi melalui bullish crossover, yakni kondisi yang terjadi saat Moving Average jangka pendek melintang di atas Moving Average dalam jangka pendek.

Begitu puin sebaliknya. Moving Average yang melandai merupakan sinyal bahwa nilai aset tersebut sedang melesu. Biasanya, tren menurun ini ditandai dengan bearish crossover, di mana Moving Average dalam jangka panjang melintang di atas Moving Average jangka pendek.

Hal tersebut bisa dilihat di dalam grafik harga Ether vs USDT dalam jangka sebulan terakhir di bawah ini, di mana Moving Average 30 hari ditandai dengan warna biru sementara Moving Average 50 hari ditandai dengan warna oranye. Fase bullish terjadi ketika garis warna biru melintang di atas garis oranye, begitu pun sebaliknya.

Moving Average adalah
Contoh grafik harga Ethereum

Selain berfungsi melihat tren, kalkulasi Moving Average juga berguna sebagai dasar analisis teknikal lain, misalnya Moving Average Convergence Divergence (MACD). Penjelasan tentang MACD bisa dilihat di artikel ini.

Jenis-Jenis Moving Average

Selain MACD, ternyata banyak sekali aplikasi dari Moving Average yang sangat berguna bagi investor. Berikut adalah jenis-jenis diantaranya:

1. Simple Moving Average

Ini adalah bentuk paling simpel dari Moving Average. Indikator ini dihitung dengan menggunakan rerata aritmatika dari salah satu set nilai tertentu. Dengan kata lain, serangkaian data aset digabungkan dulu bersama-sama untuk kemudian dibagi dengan harga aset di set tertentu tersebut.

2. Exponential Moving Average

Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis Moving Average yang memberikan bobot lebih ke harga terbaru agar analisisnya lebih responsif dengan informasi-informasi baru.

Untuk menghitung EMA, investor harus menghitung Simple Moving Average terlebih dulu dalam rentang waktu tertentu. Kemudian, untuk memberi bobot kepada EMA, investor akan mengalikannya dengan faktor pengali (multiplier), di mana formulanya adalah sebagai berikut: [2/(periode MA + 1)]. Sebagai contoh, untuk 20 hari Moving Average, maka faktor pengalinya adalah [2/(20+1)]= 0,09.

Baca juga: Apa Saja Indikator Analisis Teknikal yang Penting di Aset Kripto? Simak di Sini!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Investopedia

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Artikel Terkait
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar