Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Kamus

Yield Curve Risk

Yield Curve Risk

2400  dilihat·Waktu baca: 3 menit
Yield Curve Risk

Yield curve risk (kurva imbal hasil) adalah berubahnya risiko investasi yang dihadapi investor karena perubahan suku bunga yang terjadi di pasar. Hal ini biasanya terjadi pada investasi di aset berpendapatan tetap (fixed income instrument) seperti obligasi.

Kurva imbal hasil adalah ilustrasi grafis dari hubungan antara suku bunga dan imbal hasil obligasi dengan momen jatuh tempo. Perubahan kurva didasarkan pada risiko gagal bayar surat utang, yang tercermin pada imbal hasil obligasi, serta ekspektasi suku bunga masa depan.

Secara kasat mata, tingkat suku bunga yang meningkat tentu akan meningkatkan risiko gagal bayar dari penerbit obligasi. Jika demikian, maka permintaan obligasi tersebut bisa saja menurun dan berimplikasi pada jatuhnya harga obligasi tersebut di pasar.

Maka dari itu, suku bunga dan harga obligasi memiliki hubungan yang terbalik. Ketika suku bunga meningkat, maka harga obligasi akan menurun dan begitu pun sebaliknya.

Baca juga: Apa Itu Giffen Good?

Memahami Yield Curve Risk

Investor sangat memperhatikan yield curve risk karena ilustrasi risiko ini memberi indikasi ke mana arah suku bunga jangka pendek dan tingkat optimisme pelaku pasar atas pertumbuhan ekonomi di masa depan.

Kurva imbal hasil adalah ilustrasi grafis dari hubungan antara tingkat suku bunga dan imbal hasil obligasi dengan berbagai tenor, mulai dari surat utang pemerintah bertenor tiga bulan hingga 30 tahun. Di kurva tersebut, sumbu X biasanya mencerminkan waktu, sementara sumbu Y menggambarkan tingkat suku bunga.

Surat utang yang bertenor singkat biasanya memiliki tingkat imbal hasil yang lebih kecil dibandingkan surat utang bertenor jangka panjang. Makanya, kurva tersebut biasanya dimulai menanjak dari kiri bawah ke kanan atas, layaknya kurva pada umumnya.

Namun, kurva tersebut akan berubah jika suku bunga meningkat. Nah, kondisi perubahan di kurva ini mencerminkan sebuah risiko yang dikenal sebagai yield curve risk. Ketika kurva tersebut meningkat, maka harga obligasi akan turun.

Risiko yield curve risk ini biasanya diwakilkan dengan meratanya atau menukiknya kurva imbal hasil tersebut. Kondisi tersebut merepresentasikan perubahan risiko yang terjadi di masing-masing tenor obligasi.

Yield Curve Risk Adalah Risiko Pasti yang Dihadapi Investor Obligasi

Setiap investor yang menempatkan dananya di aset yang berkaitan dengan suku bunga pasti akan terpapar risiko tersebut. Namun, investor tetap dapat memprediksi risiko tersebut berdasarkan ekspektasinya terhadap suku bunga di masa depan serta tren premi risiko obligasi yang digenggamnya selama ini.

Baca juga: Apa Itu Hukum Permintaan dan Penawaran?

Banner Blog Pluang

Jenis-Jenis Yield Curve Risk

1. Kurva yang mendatar

Ketika suku bunga sesuai, kurva imbal hasil cenderung akan mendatar. Kurva imbal hasil yang mendatar didefinisikan sebagai menyempitnya spread imbal hasil antara suku bunga jangka panjang dan jangka pendek.

Yield curve risk yang mendatar dapat menunjukkan kelemahan ekonomi karena menandakan bahwa inflasi dan suku bunga diperkirakan akan tetap rendah untuk sementara waktu. Pasar mengharapkan sedikit pertumbuhan ekonomi dan kesediaan bank untuk memberikan pinjaman.

2. Kurva yang Menukik Tajam ke Atas

Kurva imbal hasil menanjak adalah representasi dari melebarnya selisih suku bunga jangka panjang dan jangka pendek.

Dengan kata lain, imbal hasil obligasi jangka panjang telah meningkat lebih cepat daripada imbal hasil surat utang jangka pendek. Atau, bisa juga sebaliknya. Imbal hasil obligasi jangka pendek turun karena imbal hasil surat utang jangka panjang meningkat.

Yield curve risk yang menajam biasanya menunjukkan aktivitas kuat ekonomi dan meningkatnya ekspektasi inflasi. Dengan demikian, suku bunga pun lebih tinggi. Ketika kurva imbal hasil ini curam, bank dapat meminjam uang dengan tingkat bunga lebih rendah dan memberi pinjaman dengan tingkat bunga lebih tinggi.

3. Kurva Terbalik

Ini terbilang jarang. Ilustrasi kurva ini terjadi apabila imbal hasil obligasi jangka pendek lebih tinggi daripada imbal hasil obligasi jangka panjang. Jika ini terjadi, kurva menjadi terbalik.

Sebuah yield curve yang terbalik mengindikasikan bahwa investor akan menolerir jika mereka percaya harga akan jatuh bahkan menurun nantinya. Jadi, investor mengharapkan tingkat inflasi dan suku bunga lebih rendah di masa depan.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Investopedia

Ditulis oleh
channel logo

Dewi Kharisma

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Artikel Terkait
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar